PROFIL TOKOH
PANDITA AGNI ACHARYA
SUVIRAPREMANANDA
Sekretaris Umum Veda
Poshana Ashram
Saya; Pandita Agni Acharya
Suvirapremananda, nama walaka; Ketut Subamia, SP. adalah seorang penyuluh
pertanian yang masih aktif berdinas di Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan
Perikanan Kabupaten Bangli.
Lahir pada Kamis Umanis
Gumbreg, 27 Oktober 1960 (namun tercatat di kedinasan, terlahir 25 Januari
1961, ini tidak sesuai dengan pawetuan). Adalah anak ke 4 dari 5
bersaudara, dari Ayah swagriwa I Made Rianda, dan Ibu swagriwa Ni Ketut Pinti.
Sejak kecil hidup dalam
kemiskinan dan sampai saat ini memilih cara hidup sederhana. Sebagai anak
remaja dan kemudian menjadi anak muda masih hidup dalam keluarga ekonomi lemah,
sehingga sejak kecil, remaja dan dewasa selalu risau dengan upacara keagamaan
yang menghabiskan banyak uang. Dengan keprihatinan dan kekhawatiran
dengan upacara Hindu yang mahal, selalu berpikir untuk penyederhanaan cara
pemujaan kepada Tuhan.
Tamat SD tahun 1972, SMP
tahun 1976 (tidak naik kelas di kelas II, karena bosan dan banyak masalah di
keluarga), tamat SPP-SPMA di Mataram , Lombok tahun 1880, kemudian mulai
berdinas sebagai Penyuluh Pertanian di Desa Mundeh, Tabanan pada tahun 1980 –
1987. Pada tahun 1987 tugas belajar di Pendidikan dan Latihan Ahli Penyuluhan
pertanian, Malang, dan tamat pada tahun 1990. Selanjutnya ditugaskan ke
Bangli sampai sekarang. Saat ini dalam posisi Penyuluh Pertanian
Kabupaten Bangli.
Pada tahun 1992 menikah
dengan seorang gadis Hindu Jawa bernama Sri Wagiani, S.Pd., seorang guru SD
yang sangat taat beragama Hindu, kendati selama sekolah dan kuliah tidak pernah
mendapatkan pelajaran agama Hindu, kecuali pelajaran agama islam. Ini
dilakoni agar tidak mendapatkan nilai kosong dalam mata pelajaran agama.
Sejak tamat SPMA sudah
semakin tertarik dengan ketuhanan dan keagamaan. Pernah ikut belajar
meditasi di Transcendental Meditation (TM), tahun 82an, kemudian setelah
bertugas di Bangli ikut Latihan Yoga di Ananda Marga pada tahun 1990, sejak itu
juga telah menetapkan untuk vegetarian sampai sekarang. Pada tahun 2010
tertarik dengan Agnihotra dan pelajaran Veda, sehingga ikut-ikutan kegiatan
dengan para bhakta Sai (Sai Baba). Pada Juni tahun 2010, berangkat ke
India untuk ngayah Budha Purnima di Puttaparthi (Ashram Begawan Shrii Sathya
Sai Baba).
Sejak saat itu juga semakin
intensif belajar Homa / Agnihotra dibawah bimbingan Ida Nabe Sri Begawan Agni
Yogananda dari Griya Santabana, Payuk, Peninjoan, Bangli (yang kemudian menjadi
Nabe Napaknya pada waktu mediksa, menyucikan diri dan kemudian menjadi seorang
pandita agni).
Pada 30 September 2015
menjalani diksa dwijati secara kolektif bersama 76 orang lainnya di Griya
Teges, Subagan, Karangasem. Setahun kemudian, pada 17 Agustuas 2016,
ngelinggihang veda lan mapulang lingga bersama 3 pasangan di Griya Sidembunut,
Bangli.
Dari sejak tahun 2011
ditunjuk menjadi ketua Cabang Veda Poshana Ashram Klungkung sampai sekarang.
Dan pada Juni 2017 juga dipilih untuk menjadi Sekretaris Umum VPA Pusat,
merangkap Ketua Cabang Klungkung.
Semboyan sejak masih muda :
“Jika ada orang yang
menyatakan dirinya lebih tinggi (wangsanya), maka saya tidak merasa lebih
rendah darinya. Dan ketika seseorang menyatakan dirinya lebih rendah,
saya tidak menganggap diri saya lebih tinggi darinya”.
Sejak kecil juga bangga
sebagai Hindu, dan bangga sebagai Hindu Bali. namun setelah dewasa
baru menyadari bahwa Kitab Suci Agama Hindu adalah Veda. Dan veda
mengajarkan kesetaraan bagi semua umat manusia (tanpa membeda-bedakan).
Dari situ juga sudah merasakan keanehan-keanehan sistem kasta jika dipandang
dari segi kemanusiaan, dan kesetaraan umat manusia.
Dengan fenomena merebaknya
fanatisme klan di Bali, saya semakin yakin bahwa ajaran veda yang murni perlu
dipelajari oleh semua umat Hindu; dan bahwa fanatisme klan yang berlebihan
adalah tidak menguntungkan dari segi spiritual. Dalam filosofi Yoga
dinyatakan ada 8 hal yang menyebabkan seseorang tidak dapat mencapai kebebasan
sejati (moksa), antara lain adalah `kula`, yaitu bangga dengan garis keturunan.
Veda Poshana Ashram adalah
salah satu wadah untuk memperjuangkan kesetaraan. Dan bahwa dihadapan
Tuhan semua manusia, bahkan semua makhluk ciptaan Tuhan dalam wujud jiwa adalah
setara dan bersaudara. Dari itu saya merasa bahwa berjalan dijalan
spiritual bersama Veda Poshana Ashram adalah merupakan jalan yang sudah benar,
dan tidak perlu lagi untuk berpaling kepada apapun yang lainnya. Karena
apa, karena Veda Poshana Ashram adalah wadah/lembaga tempat belajar veda dan
mempraktekkan hidup sesuai anjuran veda. Simple, efective and efficient.
Takmung, Minggu Malam, 9 Desember 2018