Dikompilasi
TUJUAN Agama kita adalah “Atmanam moksartham jagadithaya ca” Tujuan agama Hindu adalah untuk mencapai kelepasan, kebebasan, kesempurnaan roh (moksah),kesejahteraan umat manusia, kedamaian dan kelestarian dunia (jagadhita). Disadari, banyak jalan , marga, yoga menunju yang satu. Sarwadewa namaskaram Kesavam Pragaachati - apapun dewa , sesembahaan yang dipuja sampai kepada yang satu Hyang Widhi, Paramashiva, Brahman, Narayana dll. Namun sejatinya hanya ada satu Tuhan Mahamutlak Brahman tiada duanya “Eka evadvityam Brahman” Atau Ekatwa Anekatwa Swalaksaan Bhatara , “Keberadaan Tuhan tunggal, yang yang beraneka itu adalah personifikasi ketika berkriya menjalankan tugas melalui Bhatara”. Sejatinya hanya ada satu Hakekat Tuhan, Orang suci Rishi lah yang menyebut dengan banyak nama dan berbagai gelar. “Ekam sat viprah bahuda vadanti” Dalam Catur Veda , ada Maha Wakya , Rig Veda mendeklarkan Prajnanam Brahma “Kesadaran adalah Brahma” sedangkan Yayur Veda, Aku adalah Brahman, “Aham Brahma Asmi”’Sama Veda , Engkau adalah Itu “Tat Twam Asi” sedangkan Atharva Veda, Diri Sejati ini adalah Brahman, “Ayam Atma Brahma” Dalam BG Bhagawan Krishna menegaskan, Engkau adalah pancaraan Abadi dari Diri Ku. “Mamaiva jiva loke bhuta Sanatana” Manusia itu sejatinya adalah Tuhan. Keberadaan Atma di Hrdaya, nafas Shiva ham, So Ham, menegaskan manawa itu adalah Tuhan. Karena itu manusia Atma ditakdirkan untuk bersatu manunggal pada Paramaatma/ Tuhan, suatu hari nanti, cepat atau lambat sudah tentu sesui anugerah Nya.
Lalu dalam hidup ini apakah Dharma dari manusia itu? Derma/ bersedekah semata tidak mewakili Dharma. Derma sedikit berbeda dari Dharma/ Kebenaran. Tindakan duniawi yang bersifat sementara tidak bisa disamakan dari Dharma. Dharma, dalam pengertian yang sebenarnya merujuk pengertian yang abadi. Apa itu “Atma Dharma”. Dharma dari Jiwa. Dharma itu melampui semua tindakan keduniawian. Semua manawa/ nara harus mengingat asal nya. Ikan lahir dari air, ikan itu tanpa bisa bertahan bahkan sekejap saja tanpa air. Ikan akan merasa bahagia bila ia berada di Air, tempat asalnya. Manusia adalah percikan Tuhan. Manawa berasal dari asas Atma. Manusia lahir dari Atma. Karena itu manawa harus senantiasa merenungkan Atma. Jadi janganlah pernah melupakan Atma yang juga merupakan omkara atau Brahman sendiri. Atma sumber asal semua makluk termasuk Nara ini.
Perlakukan Atma sebagai dasar kehidupan itu. Itulah Darma sejati, Atma Dharma yang harus diikuti semua manusia. Manusia bisa saja dapat Kekuasaan, Kekayaan, Kemakmuran, Reputasi, tetapi semua itu tidak bisa melindungi ketika kematian menghampiri. Karena itu, berpegang teguh , yakinlah pada diri sendiri ada asas Atma. Ketika kesadaran Atma itu dicapai, sadar selalu dengan Atma, maka bukan saja menyelamatkan di dunia sekala, juga menuntun ke dunia niskala, menuju keabadian, mukti dan kaivalya. Lalu apa salah satu marga / yoga efektif yang harus dilakukan? Dalam Mundaka Upanisad, disebutkan, “Yad arcimad yad anubhyo ‘nu ca, yasmin loka nihita lokinas ca , tad etad aksaram brahma sa pranas tad u van manah, tad etat satyam , tad amrtam , tad veddhavyam saumya, viddhi” maksudnya , Apa yang bersinar ?. Apa yang lebih halus dari yang halus? Dimana berpusat dunia ini, dan mereka mereka yang menjadi penghuninya? . Itulah Brahman, Yang Kekal. Itulah hidup, itulah vicara, itulah pikiran. Itulah yang benar, yang abadi. Wahai anakku. Itulah yang mestinya diketahui. Mengertilah akan hal itu. Kemudian, “Dhanur grhitva aupanisadam mahastram saram hy upasanisitam samdadhita: Ayamya tad bhavagatena cetesa laksyam tad evaksaram saumya viddhi” artinya mengambil sebagai gendeva , senjata ampun Upanisad, seorang mestinya menempatkan panah yang dibuat tajam oleh Samadhi. Menarik panah ini dengan pikiran yang dipusatkan pada yang itu, Brahman. Wahai anakku pahamilah Brahman, Yang Abadi sebagai sasaran.
Kemudian secara lebih detail dijabarkan lagi. “Pranavo dhanuh , saro hy atma, Brahman tal laksyam, ucyate aprattena veddavyam, saravat tanmay bhavet” maksudnya. Aksara Aum / Om/ Omkara adalah gendewa nya, Atman sesungguhnya Panahnya. Brahman adalah sasaran dari hal itu. Demikian seseorang menjadi manunggal dengan hal itu. Anak panah Atma yang dibentangkan busur/ gendewa omkara akan mencapai sasaran Brahman. Setelah mencapai , “Samprayinam rsayo jnana trptah krtatmano vita ragah prasantah, te sarvagam sarvatah prapya dhira yuktatmanas sarvam evavisanti” Setelah mencapai dia/ Brahman, para Rshi, yang puas atas pengetahuan mereka yang memiliki jiwa sempurna. Dia terbebas dadi nafsu, tenang, setelah mencapai Hyang Maha Kuasa/ Brahman/ Paramashiva dari semua arah. Mereka yang bijaksana itu dengan pikirannya terpusat maka akan lebur ke dalam Hyang Semesta/ nirguna. Kemudian, “Vedanta vijnana suniscitarthah samnyasa yogaad yatayah suddhaasattvah te brahma lokesu paramtakale paramrtaah parimucyanti sarve” Para pertapa yang telah memastikan dengan baik makna dari pengetahuan Vedanta, Yang telah memurnikan sifat sifat mereka dengan jalan pelepasan, mereka bersemayam di dunia Brahman, dan pada akhir masa akan menunggal dengan yang abadi dan semuanya akan Terbebaskan, Mukti, Kaivalya. Sloka di atas terakhir ini, dari Mundaka Upanisad juga disitir pada Kaivalya Upanisad 1.4.
Demikian tulisan kompilasi singkat dari berbagai sumber, Giriramananda, tat asthu svaha Om Kham Brah Esa Paramashivastah. Semoga menjadi inspirasi dan memotivasi.