oleh : Acharya Rishi Sadhu Giriramananda
REALITASNYA, masih banyak juga warga, bakta, margi, termasuk shadaka tidak tahu dan mengerti dengan gamblang apa makna dan manfaat substantif Rudraksa itu. Keberadaan Rudraksa itu sesungguhnya sangat luhur dan mulia bagi kita. Rudraksa ini merupakan berkah bagi segenap umat manusia. Rudraksa benar benar Shiva alias Rudra sendiri. Pohon ini baru tumbuh setelah Shiva melakukan tapa ekstra keras selama 1000 tahun deva. Karena kasih Shiva tak terbatas kepada umat manusia, air mata Rudra itu kemudian menetes dan jatuh ke bumi. Dan selanjutkan air mata itu tumbuh menjadi pohon Rudraksa.
Rudraksa itu dibungkus kulit buah berwarna biru. Setelah dikupas dan dibersihkan maka Rudraksa itu menjadi indah dipergunakan bhakta Shiva. Bukan saja dipakai kalung nan indah, juga gelang, anting, yadnyopavitam, sabuk, tas, cincin, pengikat rambut, bahkan melengkapi, Bhawa untuk Sulinggih. Penggunaan Rudraksa itu tentu sangat diberkati pada siapa saja yang memuliakannya. Dari berbagai segi, Rudraksa itu, menjadi media efektif, dan bermanfaat sekali ketika seseorang mengafirmasi dan melakukan pemujaan kepada Shiva.
Sesungguhnya, banyak manfaat alias keuntungan baik duniawi –spiritual, juga skala lan niskala seseorang menggunakan Rudraksa ini. Kenyataanya masih banyak yang apriori dan skeptis soal rudraksa ini. Hal itu boleh-boleh dan sah sah saja bagi manusia yang memiliki kehendak bebas. Tetapi idealnya, jangan avidya (kebodohan) itu dipelihara dan diberikan berlama lama mengintevensi pikiran. Sehingga implikasinya menciptakan kerugian, kalau enggan disebut ‘’meracuni’’ diri sendiri.
Sambutlah berkah Rudraksa itu. Melalui upaya bakti yang tulus, diyakini secara gradual –bertahap – tetapi pasti sradha (keimanan) itu akan terus meningkat kesadarannya. Semua maklum, beragama itu sesungguhnya dipengaruhi emosi psykologis. Aspek rasa lah yang lebih dominan pada domain sradha –keimanan -, itu bukan unsur logika, nalar, hal yang masuk akal apalagi kalkulasi duniawi lainnya yang sangat kental muatan kebodohannya.
Kiranya , tepat contoh kesigapan seseorang dalam mengapresiasi buah mangga atau durian. Ketika menghadapi dua buah itu, memang tidak perlu diperbincangkan dari mana, bagaimana, dan persepsi logika lainnya. Apalagi dibahas tampilan fisik, casing dari buah itu. Idealnya, segera lah bertindak –action -, belahlah, kupaslah, maka niscaya dengan cara mecicipi lebih dulu, maka akan tahu sendiri apa manfaat dan rasa uenak dari mangga atau durian itu.
Jika belum ada kemauan memakai, niat mencicipi, lalu .. buru buru memberi stereotif, perspektif miring dan kontra produktif, tidaklah justifikasi itu merefleksikan seorang yang bijaksana , dalam kedudukan, keberadaan manusia sejati.
Bisa dibayangkan, ini mungkin tidak masuk akal. seekor ‘’anjing’’ sekalipun jika menggunakan “Rudraksa’’ di dahinya, maka binatang itu akan mencapai moksah, setelah meninggalkan badan wadagnya. Kesimpulannya, betapa,luar biasa, berkah pengunaan Rudraksa itu.
Seseorang yang meninggal memakai Rudraksa, maka ia mencapai alam Rudra dan mencapai moksah.
Ketika shadaka mamakai abu suci dan Rudraksa, dia mencapai alam shiva.
Shadaka mencapai jutaan berkah bila menggunakan rudraksa di dahi. Mendapatkan berkah 10 juta manakala menggunakan di telinga, dan 100 juta leher serta berjuta juta jika menggunakan di crown mahkota.
Memakai rudraksa sebagai janyopaveeta , --benang suci – di badan mendapat anugerah satu juta, sedangkan berjuta juta berkahnya bila menggunakan di tangan.
Seseorang menggunakan Rudraksa dengan mutiara, coral, quarts, shappire, peran dan emas mereka menjadi shiva.
Mendapatkan berkah jutaan ketika melihat saja Rudraksa, 100 juta jika menyentuhnya dan berjuta juta manakala seorang shadaka shiva memakainya.
Seseorang yang menggunakan Rudraksa, tidak boleh minum minuman keras, bawang merah dan bawang putih serta daging.
Jika memakai 1000 Rudraksa mendapatkan respek, salut dan apresiasi luar biasa dari Dewa dewa sendiri. Dan dia sendiri menjadi Rudra.
Seorang Pertapa, Sanyasin baiknya menggunakan omkara, om om om ketika memuja Shiva.
Seseorang yang menggunakan Rudraksa, segala mukhi dari satu sampai empat belas, equel alias sama dengan Shiva sendiri.
Memakai Rudraksa mukhi 14, dia memiliki kekuatan /power seperti Shiva sendiri. Dia mendapat kehormatan, didekati para Dewa dengan apresiasi dan berkah luar biasa. Dia dikatakan lahir dari mata Shiva. Semua penyakitnya diobati, mendapat kemuliaan dan selalu sehat.
Rudraksa dan Muki Satu-Empat belas
Dijelaskan, Keunggulan Rudraksa dari mukhi satu hingga empat belas.
- ‘’mukhi satu’’, dapat mewujudkan impian Parattatwa (kesadaran kosmik tertinggi) . Dia sungguh sungguh Shiva, hidup seperti Shiva sendiri. Diberkati kebahagian duniawi bahkan salvation (moksah) Keberuntungan selalu menyertai, Semua keinginannya terpenuhi.
- ‘’mukhi dua’’ menjadi shiva-parwati alias Ardhenariswari. Jika memakainya diberkati shiva. Dia Isa sendiri. Dipenuhi segala keinginannya.
- ‘’Mukhi tiga’’ mendapat berkah Agni, Diberkati tiga api, juga memperoleh kesenangan/kebahagiaan.
- ‘’Mukhi empat’’ merepresentasikan Brahma. Diberkahi Brahma.
- ‘’Mukhi lima’’ Pancabrahma dan juga Shiva yang disebut Kalagni, dan menghilangkah dosa dosa melakukan pembunuhan. Mendapat pengampunan main sex dengan wanita yang tidak patut dan diampuni dari makan makanan non vegetarian.
- ’Mukhi enam’’, Kartikeya, mendapat berkah ketenaran. Baiknya digunakan di pergelangan tangan kanan.
- ‘’Mukhi Tujuh’’ Saptarishi dan Laksmi, mencapai ketenaran dan kesejahteraan
- ‘’Mukhi Delapan’’ Vasu, gangga dan Ganesha. Baik digunakan seorang jenderal angkatan darat. Bagus dipakai mewujudkan Moksah. Disebut Vasumurti/Bhairava . Setelah meninggal, dia berhak menggunakan trident,/trisula dari Shiva.
- ‘’Mukhi Sembilan’’, Dewa Yama, juga Bhairawi sendiri, bagus digunakan di tangan kanan, Baik mewujudkan moksah, jika memakainya dapat menambah keberanian setara Bhairawi, diberkati sembilan sakti (Dewi Durga). Ia jadi Maheswari dan Sarvesvara.
- ‘’Mukhi Sepuluh’’ Asa-Deva , jika memakainya mencapai ketenangan bhatin. Lepas dari efek planet, kekuatan jahat, menghindari ular, Tuhan Janardhana sendiri. Akan terpenuhi semua keinginannya.
- '’Mukhi Sebelas’’ adalah Rudra sendiri, mendapatkan keuntungan keuntungan dari Shiva. Dapat kejayaan berada di mana saja.
- ‘’Mukhi duabelas’’ adalah Mahawisnu, dan juga merepresentasikan Aditya alias Surya sendiri. Jika digunakan di kepala maka 12 Aditya akan hadir.
- ‘’Mukhi tigabelas’’ diberkati Kamadeva, terpenuhi segala keinginan dan mencapai segala siddhi. Dia mendapatkan berkah dan keuntungan-keuntungan diluar perkiraanya.
- ‘’Mukhi empatbelas’’ adalah Rudra sendiri, mata Shiva sendiri, dengan menggunakannya dapat menyembuhkan semua penyakit dan memunuhi semua keinginan. Yang sangat penting diberkahi Moksah. Dia adalah Srikanta sendiri, Membimbing Moksah satu generasi. Jika digunakan di dahi dengan penuh kebaktian, menghilangkah dosa-dosa.
Mantra-Mantra
Mukhi Satu , om om Drisam namah
Mukhi Dua , om om namah
Mukhi Tiga Om om namah
Mukhi Empat , om hreem namah
Mukhi Lima, om hum namah
Mukhi Enam, om Hum namah
Mukhi Tujuh, Om Hum namah
Mukhi delapan, om sah hum namah
Mukhi Sembilan, om hum namah
Mukhi Sepuluh , om Hreem namah
Mukhi Sebelas, Om Sreem namah
Mukhi Duabelas, om Hum Hreem namah (Leo, Sagitarius, )
Mukhi Tigabelas, om Ksam Chaum Namah
Mukhi Empatbelas Om namo namah
Mantra-Mantra Versi Singkatnya
Mukhi Satu , Om Hrim
Mukhi Dua , Om
Mukhi Tiga Om Klim
Mukhi Empat , Om Hrim
Mukhi Lima, Om Hrim
Mukhi Enam, Om Hrim
Mukhi Tujuh, Om Hum
Mukhi delapan, Om Hum
Mukhi Sembilan, Om Hrim
Mukhi Sepuluh , Om Hrim
Mukhi Sebelas, Om Hrim Hum
Mukhi Duabelas, Om Kraum Ksaum , Raum
Mukhi Tigabelas, Om Hrim
Mukhi Empatbelas Om
Sodiak
Mukhi Satu , Leo
Mukhi Dua , Cancer. Scorpio,
Mukhi Tiga, Aries, Cancer, Leo. Visces
Mukhi Empat , Taurus, Gemini, Virgo,
Mukhi Lima, Aries, Scorpio, Sagitarius, Pieces
Mukhi Enam, Gemini, Virgo, Capricornus, Aquarius,
Mukhi Tujuh, Taurus, Capricornus, Aguarius
Mukhi Delapan..., Mukhi Sembilan...., Mukhi Sepuluh ....,
Mukhi Sebelas,
Mukhi Duabelas, Leo, Sagitarius,
Mukhi Tigabelas,
Mukhi Empatbelas
Acharya Rishi Sadhu Giriramananda