Selasa , 12 Nopember 2019 bertepatan bulan Purnama Sasih Kalima (
Margasira Masa) dilaksanakan upacara
Abhiseka untuk menyucikan Candi Prambanan di perbatasan Kabupaten Sleman Daerah
Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Upacara yang digelar di Lapangan
Wisnu Mandala, Komplek Candi Prambanan
Upacara serupa digelar pertamakali 1.163 tahun silam sebagai peresmian
Candi Prambanan oleh Rakai Pikatan Dyah Seladu pada Wualung Gunung Sang Wiku atau 856 M tepat tanggal 12 November 856 yang
juga bertepatan dengan bulan purnama. Peresmian Candi Prambanan digelar sebagai
penanda puncak kekuasaan kerajaan Mataram Kuna.
Upacara kali ini dihadiri oleh ratusan umat Hindu tersebut datang dari
berbagai daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Jawa Tengah, bahkan ada juga
umat Hindu dari Gunung Tengger, Jawa Timur.
Menurut Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi DIY ,
Made Astra Tanaya , ritual seperti ini baru pertama kali dilaksanakan setelah
1.163 tahun sejak diresmikannya Candi Prambanan. Biasanya Kegiatan , karena selama
ini Candi Prambanan hanya untuk melaksanakan upacara untuk tawur agung, yaitu
ritual untuk pembersihan alam
semesta, sedangkan untuk candinya belum pernah
dilakukan pembersihan, lanjutnya.
Menurut dia, setiap ritual yang dilakukan oleh umat Hindu memiliki
makna mendalam. Apalagi dengan keberadaan Candi Prambanan yang menjadi pusat
energi umat Hindu.
"Abhiseka ini merupakan upacara yang mendasar," katanya
Made Tanaya mengatakan, Abhiseka ini menjadi salah satu titik balik
untuk mengembalikan energi. Kekuatan itulah yang nantinya berimbas pada manusia
dan alam.
"Jadi Abhiseka ini untuk menguatkan energi dan getaran itu,"
katanya
Upacara ini berlangsung berkat hasil penelitian Nur Khotimah (27) yang
dituangkan dalam tesis S2 Arkeologi
Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarya pada Mei-Juli 2019 berjudul Pemanfaatan
Candi Prambanan untuk Kepentingan Agama Hindu.
"Dalam latar bekalang tesis menyebutkan tentang sejarah Candi
Prambanan. Dalam riset itu tiba-tiba saya menemukan beberapa buku yang membahas
prasasti siwagrha, di situ disebutkan wualung gunung sang wiku yang artinya 778
Saka atau 856 Masehi," kata Nur Khotimah yang menjadi Ketua Umum Panitia
Abhiseka Candi Prambanan.
Selanjutnya iapun menelusuri literatur LC Damais, seorang epigraph dari
Prancis yang piawai membaca candra sangkala. Di sana dijelaskan bahwa
berdirinya Candi Prambanan adalah 12 November 856 Masehi. Sejak menemukan
sejarah itu, Nur berusaha menjelaskan kepada umat Hindu.
"Awalnya susah karena saya berbasis ilmiah dan umat Hindu berbasis
ritual, ya harus dijelaskan pelan-pelan. Ada pro dan kotra yang pasti,"
jelasnya.
Upacara dimulai sejak Sabtu (9/11/2019) dengan rangkaian acara matur
piuning sebagai tanda kulonuwun kepada leluhur Prambanan akan ada upacara Abhiseka.
Pada hari Minggu (10/11) diadakan yoga serta bersih-bersih candi.
Pada hari Senin (11/11) berlangsung pertemuan api abadi mrapen dan 11
mata air.
Arak-arakan dimulai dari Candi Ratu Boko, depan Ramayana kemudian
bertemu di pertigaan Candi Prambanan dan masuk ke Wisnu Mandala.
Tanggal 12 November 2019 menjadi
puncak acara dengan adanya ritual Abhiseka (sembahyang pembersihan).
Sesaji yang digunakan sebagaimana disebutkan dalam 25 prasasti masa
Mataram Hindu.
Pada kesempatan itu dilangsungkan sendratari siwagrha menampilkan
rekontruksi peresmian Candi Prambanan oleh Rakai Pikatan.
Di tengah sendratari ada ritual manusuk sima oleh 16 pendeta Jawa-Bali.
Yang paling menonjol kegiatan
ritual ini adalah semua perlengkapan upcara menggunakan sesaji sesuai dengan
pelaksanaan ketika Candi Prambanan diresmikan
1.163 tahun yang lalu.
Veda Poshana Ashram turut serta berpartisipasi dalam upacara tersebut, Shri
Bhagawan Nabe Agni Yogananda sebagai salah satu Pandita yang ikut ngayah sebagai
pemuput upacara.
Menurut rencana upacara sejenis akan dilaksanakan secara rutin setiap
tahun.
Shri Bhagawan Nabe
Agni Yogananda sebagai salah satu Pemuput Abhiseka Candi Prambanan
Sesaji Sima Abhiseka Candi Prambanan
Prosesi Manusuk Sima
dilaksanakan yaitu dgn cara melemparkan telur ke replika lingga yoni sambil
mengucapkan kutukan seperti yang di uacapkan oleh Rakai Pikatan dalam peresmian
Candi Prambanan di tahun 856M
.
sumber :
Info WA Panitia
https://bali.tribunnews.com/
http://www.satuharapan.com/