HARI RAYA DEEPAVALI

Posted by



Cahaya Dharma Dan Kebijaksanaan - Damai Bersatu Dalam Perbedaan
Shri Ganachakra – Veda Poshana Ashram



Perayaan Deepavali di Indonesia masih menjadi pro kontra hingga kini, bahkan pada level pemuka Agama Hindu Indonesia khususnya Bali.
Ada beberapa alasan mereka tidak mau mendukung apalagi melaksanakannya:

  1. Merupakan Budaya luar / India
  2. Tidak sesuai dengan budaya Nusantara
  3. Tidak pernah dilaksanakan dalam sejarah tradisi Bali
  4. Perhitungan yang berbeda dengan Kalender /Wariga Bali
  5. Tidak ada disebutkan dalam lontar manapun di Bali
  6. Hanya dilaksanakan oleh etnis India




Dalam konteks budaya memang benar Deepavali adalah merupakan budaya luar/India, namun apabila dilihat dari sisi Spiritualitas Hindu, yang mengedepankan spirit untuk melaksanakan Dharma, spirit untuk Bersatu dalam bingkai Hindu, spirit untuk kedamaian beragama, mengapa kita mesti berbeda? Mengapa mesti berdebat tiada ujungnya? Hindu diseluruh Dunia mengakui dan melaksanakan Deepavali, kenapa kita di Indonesia masih berdebat Panjang?
Alangkah bahagianya warga etnis India, apabila kita turut merayakan Hari Suci Hindu Deepavali, apalagi bila disahkan sebagai hari libur nasional, kesemuanya adalah demi kesatuan dan rasa persaudaraan dengan sesama Hindu, kesemuanya adalah untuk mencari persamaan agar timbul keharmonisan, bukan mencari cari perbedaan yang hanya akan menimbulkan konflik dan perpecahan, apalagi dengan meninggikan ego sebagai penganut traidisi sempurna yang tidak boleh mengikuti tradisi luar. Semua tradisi itu sepanjang tujuannya baik dan suci serta masih dalam bingkai spiritualitas Hindu, seyogyanya kita dukung dan rangkul dalam kedamaian kasih sayang.

Deepavali dirayakan selama 5 hari pada bulan Kartika atau purwani tilem antara sasih kapat - kelima dalam Kalender Bali atau Oktober – November dalam Kalender Internasional.
Deepavali adalah Hari Raya Suci Cahaya Agung, yang melambangkan kemenangan Cahaya atas Kegelapan. Cahaya adalah symbol Dharma, Spiritualitas, kebijaksanaan, pengetahuan, kedamaian, ketentraman, kemakmuran. Sementara Kegelapan adalah symbol Adharma, kejahatan, kehancuran, kekerasan, nafsu, iri hati, kebencian, keserakahan, penindasan, penderitaan.


Deepavali dirayakan beberapa hari (sesuai situasi-kondisi) dengan kesemarakan gemerlap cahaya Dipam (lampu minyak) dalam 5 (lima) wujud sebagai berikut:

  1. Dipam yang dilarung / dihaturkan diatas air (danau, sungai, kolam) sebagai perlambang kelahiran Dewi Lakhsmi untuk mendampingi Dewa Wishnu. Diharapkan para bhakta memperoleh kebahagiaan, kemakmuran dan kesejahteraan dengan ritual cahaya suci ini. Selain itu juga sebagai perlambang munculnya Dewa Dhanvantari dari dalam samudera, yang membawa beraneka ragam kekayaan, barang berharga, emas, perak, permata.
  2. Dipam dihaturkan disepanjang jalan, lapangan atau pintu masuk, sebagai perlambang penyambutan kemenangan Sri Rama (Dharma) melawan Rahwana (Adharma), tradisi ini dimulai sejak kembalinya Sri Rama ke kerajaan Ayodhya.
  3. Dipam dihaturkan di Kuil, Pura, Altar Pemujaan, untuk memperingati kemenangan Shri Wishnu (Dharma) melawan Raja Bali (Adharma), agar umat Hindu senantiasa ingat kepada Dharma, dengan senantiasa bhakti kepada Shri Wishnu (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) dalam wujud persembahan Dipam.
  4. Dipam dihaturkan di lingkungan/rumah dengan segala dekorasi keindahan terutama dekorasi yantra dari tepung warna warni, untuk memperingati kemenangan Shri Krishna (Dharma) melawan Narakasura (Adharma), serta Shri Krishna mengangkat bukit Govardhan untuk menyelamatkan para bhakta dan sapi, agar kita senantiasa ingat/eling bahwa Shri Krishna sebagai Awatara Wishnu akan selalu berada bersama kita manakala kita selalu berjalan di jalur yang benar/Dharma.
  5. Dipam dihaturkan disekitar sapi atau tumbuh-tumbuhan, sebagai perlambang bhakti kepada Ibu Pertiwi, bahwa segala bentuk bhoga atau makanan yang membuat kita bisa bertahan hidup berasal dari Ibu Pertiwi.



Dalam setiap wilayah/daerah terdapat perbedaan dalam pelaksanaannya, baik nama upacara, waktu pelaksanaan, urutan upacara, ada yang melaksanakan satu hari, ada tiga hari, ada lima hari, dan sebagainya,  tergantung desa (tempat) – kala (waktu) – patra (keadaan), namun hakekatnya adalah sama, yakni menggapai Cahaya Suci Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam menggapai Cahaya Suci Dharma, maka segala perbedaan tidaklah penting, karena semuanya luluh menyatu dalam Cinta Kasih Paramaatman yang tiada batasnya. Paramaatman saja tidak membatasi dirinya, mengapa kita yang penuh kegelapan ini mau membatasi diri dengan dalih tradisi, pengetahuan sempit dan ego? Mari kita semua menyatu dalam Cinta Kasih Paramaatman dengan meluluhkan segala bentuk perbedaan dan ego.


Lombok, 27 Oktober 2019
Selamat Merayakan Hari Suci Deepavali
Semoga perjalanan hidup kita semua senantiasa dalam penerangan gemerlapnya Cahaya Dharma.


Salam Kasih,

SHRI GANACHAKRA




Blog, Updated at: Oktober 26, 2019

Postingan Populer

Buku VPA

Harga Rp 100.000 Harga Rp 50.000

Pemesanan silahkan KLIK DISINI
Bank BNI No 0864571776 an VPA Cabang Lombok

Cari Blog Ini


vedaposhana.ashram@gmail.com


  


TRI SANDHYA




https://www.ichintb.or.id/p/blog-page_56.html

Pusat Belajar Sansekerta

Bahasa Sansekerta adalah Bahasa Weda sebagai sumber dari segala sumber ilmu. Sebagai Umat Hindu sudah saatnya mengetahui dan memahami isi Kitab Suci Weda dengan belajar Bahasa Sansekerta
Ayo Belajar Bahasa Sansekerta